Smart Village Kemendes, Basis Pembangunan Indonesia di Masa Depan

 

Jakarta - Untuk mewujudkan Indonesia yang maju di masa depan, desa-desa perlu punya kemampuan dalam memanfaatkan teknologi informasi. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) punya konsep untuk mewujudkan desa yang cerdas. Konsep desa cerdas (smart village) bakal mengubah desa-desa di Indonesia menjadi lebih siap menyongsong masa depan. Internet adalah sarana untuk mencapai kemajuan tersebut. Menteri Desa PDTT, Abdul Halim Iskandar, menjelaskan konsep smart village.

"Smart village adalah pembangunan desa yang berbasis penerapan teknologi tepat guna. Dengan penerapan teknologi ini diharapkan desa bisa melakukan berbagai capaian terobosan sehingga memenuhi kualifikasi untuk masuk kategori Desa Mandiri," ujar Halim Iskandar dalam keterangan tertulis, Senin (15/11/2021).

Halim mendefinisikan smart village sebagai desa yang mampu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakatnya melalui pemanfaatan teknologi dalam berbagai aspek pembangunan desa. Smart Village adalah cara untuk mewujudkan Desa Mandiri.

Desa Mandiri yang disebut Halim Iskandar adalah desa yang mempunyai ketersediaan dan akses terhadap pelayanan dasar, punya infrastruktur memadai, serta punya pelayanan umum dan pemerintahan yang sangat baik. Desa Mandiri adalah desa yang memiliki Indeks Pembangunan Desa (IPD) lebih dari 75 dalam skala 1 sampai 100.

Data terakhir dari survei Kemendes PDTT tahun 2021, dari 74.957 desa, hanya 3.269 desa yang berstatus sebagai Desa Mandiri. Berikut rinciannya.

Total 74.957 Desa:

  • Desa Mandiri: 3.269 desa
  • Desa Maju: 15.321 desa
  • Desa Berkembang: 38.083 desa
  • Desa Tertinggal: 12.635 desa
  • Desa Sangat Tertinggal: 5.649 desa

"Dengan menggunakan ukuran Indeks Desa Membangun (IDM), saat ini jumlah desa mandiri mencapai 3.269 desa atau 4% dari 74.961 desa seluruh Indonesia," kata Halim kepada detikcom, Selasa (7/12) kemarin.

Perlu lebih banyak lagi desa-desa yang bisa mandiri, caranya adalah lewat program smart village. Kemendes PDTT optimis bisa meningkatkan 12,21% Desa Berkembang dan 51,2% Desa Mandiri sampai 2024.

Nantinya, desa-desa 'smart' bakal maksimal memanfaatkan Internet of Things (IoT), yakni kemampuan jaringan internet untuk membuat pelbagai peralatan saling berinteraksi dan bertukar informasi. IoT digunakan desa untuk meningkatkan ekonomi pedesaan.

"Benar bahwa smart village mengandalkan internet of things (IoT), dan dengan begitu perubahan terbesarnya ada pada proses digitalisasi, tetapi semua itu harus selaras dengan tradisi dan budaya desa, agar proses pembangunan desa ini adil dan bersesuaian dengan dinamika masyarakat desa," tutur Halim Iskandar dalam keterangan tertulis, Senin (15/11).

Dasar dan Pilar

Konsep smart village mendukung pembangunan desa berkelanjutan. Kemendes PDTT berfokus pada penguatan pemberdayaan masyarakat, akuntabilitas, dan pembangunan berbasis lokal.

Program smart village punya enam pilar sebagai berikut:

  1. Warga cerdas (smart people)
  2. Mobilitas cerdas (smart mobility)
  3. Ekonomi cerdas (smart economic)
  4. Pemerintahan cerdas (smart government)
  5. Pola hidup cerdas (smart living)
  6. Lingkungan cerdas (smart environment)

Bentuk dan Manfaat

Bentuk konkret dari program Smart Village adalah pelatihan kader-kader digital desa, pembangunan jaringan desa cerdas Indonesia, dan pembentukan desa percontohan (piloting desa). Tahun 2021, implementasi program Smart Village berada pada tahap konsolidasi sumber daya manusia. Program ini bakal efektif berjalan mulai tahun depan.

Untuk 2022, desa percontohan akan didirikan di Sulawesi Tengah dan akan dikembangkan ke desa-desa lainnya. 6 Desember 2021, nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) diteken antara Kemendes PDTT dengan Provinsi Sulawesi Tengah.

Ada 3 kabupaten yang desa-desanya diambil sebagai desa percontohan Smart Village, yakni 20 desa di Parigi Moutong, 20 desa di Sigi, dan 20 desa di Banggai. Gubernur Sulteng, Rusdy Mastura, menargetkan seribu desa di Sulteng akan dilengkapi sarana dan infrastruktur teknologi informasi.

"Saya berpikir 10 tahun ke depan masyarakat Sulawesi Tengah sudah memiliki kemampuan dan maju untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan kesejahteraannya," kata Rudy Mastura, dilansir Antara, Jumat (5/11).

Menteri Desa PDTT Abdul Halim Iskandar menjelaskan soal pertimbangan dipilihnya Provinsi Sulteng menjadi lokasi pilot project Smart Village. Pertimbangannya adalah Pemprov Sulteng kebetulan juga sedang mengimplementasikan program desa cerdas. Program Smart Village dari Kemendes PDTT bakal memperluas cakupan program serta kemanfaatan program Smart Village.

Dengan adanya program Smart Village, masyarakat desa akan mendapatkan manfaat dari teknologi, yakni masyarakat akan mendapatkan pendampingan dalam mengidentifikasi solusi-solusi yang inovatif untuk mengembangkan layanan dasar maupun pengembangan ekonomi lokal.

Masyarakat juga bakal mendapat manfaat berupa terbukanya peluang untuk berkolaborasi langsung dengan berbagai pihak. Program Smart Village juga akan membuka akses kesetaraan antar wilayah kota dan desa.

Mendes PDTT Halim punya target mencetak 3 ribu Smart Village hingga tahun 2024. Kemendes PDTT bekerja sama dengan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sebagai fasilitator, ketika Kemendes PDTT membutuhkan bantuan dari penyedia jasa telekomunikasi.

Mendes PDTT Halim memberikan rambu-rambu, penerapan Smart Village tidak boleh bertentangan dengan kearifan lokal masyarakat desa. Juga, penerapan Smart Village juga harus ramah lingkungan.

Untuk pendanaan program Smart Village, Menteri Halim menjelaskan kepada detikcom lewat wawancara pada Selasa (7/12) lalu. Dana di Kemendes PDTT yang dikelola Pusat Pengembangan Daya Saing Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Badan Pengembangan dan Informasi, khusus untuk program Smart Village, mencapai ratusan miliar untuk dua tahun.

Selain itu, pemerintah Indonesia juga telah menyepakati dukungan kerja sama dari Bank Dunia untuk meningkatkan sistem dan menguatkan kelembagaan untuk meningkatkan implementasi UU Desa, melalui Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD).

Baca artikel detiknews, "Smart Village Kemendes, Basis Pembangunan Indonesia di Masa Depan" selengkapnya https://news.detik.com/berita/d-5870797/smart-village-kemendes-basis-pembangunan-indonesia-di-masa-depan.

0 Comments